Kesempatan tersebut bermula ketika mereka diundang untuk menonton pentas Punk Spring pada bulan Maret lalu. "Di sana dikenalin label. Mereka dikasih tahu ada band PWG. Responnya bagus," terang Dochi saat ditemui di Rolling Stone Cafe Jakarta pada Rabu, 18 Juli 2012, sore. Setelahnya PWG kemudian diberi kabar ada kesempatan untuk dapat pentas di Summer Sonic tahun 2013. Namun ternyata mendapat kabar lagi dimajukan pada tahun ini, karena masih ada spot kosong untuk band dari Asia.
Tentu hal tersebut bukanlah sekedar keberuntungan yang diperoleh band yang tahun lalu sempat menjajal panggung di Sonic Boom Festival 2011. Materi album dipelajari dengan ketat oleh penyelenggara. Tak hanya sekedar urusan musik, namun dilihat pula kemasan dan fanbase. Dochi menegaskan bahwa komunikasi tetap dijaga dengan pihak pengundang dari Jepang. Bahkan PWG memberikan mini album "You And I Going South" terbaru kepada mereka.
PWG akan bertolak ke Jepang pada 13 Agustus 2012. Sederetan rencana pun telah disusun. Pada tanggal 16 Agustus, PWG akan tampil di sebuah klub besar di Jepang, ACB Hall, di Shinjuku. Kemudian akan memeriahkan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia sehari setelahnya.
Ketika tampil di Summer Sonic Festival, di hari yang sama di panggung utama akan tampil Green Day, Franz Ferdinand, Sigus Ros, Death Cab For Cutie maupun Adam Lambert. PWG akan tampil sekitar 35 menit. Dengan persiapan hanya dua bulan, PWG mempersiapkan konsep penampilan.
Penggemar PWG di Jepang cukup banyak. Di video "Satir Sarkas" yang diunggah di Youtube penggemar dari Jepang memberikan komentar : I'm from Japan. I can't understand what they're singing. But I like PWG so freaking much. F**k the language barrier :). Memang benar anggapan bahwa musik adalah bahasa yang universal bisa diterima oleh semua umat manusia.
Sebagai pemanasan sebelum ke Jepang, PWG mengadakan acara Pee Wee Road To Japan Party di Rolling Stone Cafe. Dorks (penggemar PWG) pun hadir memeriahkan suasana. Tidak hanya datang dari sekitar Jakarta, namun ada pula Dorks yang datang dari Batang, Tegal bahkan Jambi. Di kesempatan itu pula, personel-personel PWG melelang barang-barang untuk menambah uang "jajan" ketika di Jepang.
Album kedua PWG menyandang judul Ad Astra Per Aspera yang artinya menuju bintang melalui jerih payah. Memang usaha mereka untuk meraih "bintang" dilalui dengan susah payah dan berliku. Mereka pernah merasakan gelombang penolakan dari kelompok yang menyebut diri sebagai Anti Pee Wee Gaskin yang berskala nasional. "Bintang" pun diraih berupa Best Cutting Edge dari MTV Indonesia Awards tahun 2009, Best Social Media Band di penghargaan Indigo Awards, dan tahun 2012 mendapat nominasi Best Rock Album serta Best Solo, Rock Group or Duo di Anugerah Musik Indonesia.
Kini di tahun 2012 ini pula mereka menjadi band Indonesia pertama yang tampil di Summer Sonic Festival. "Kalian yang menginspirasi kita buat main. Kalau kita ga dibenci, ga mungkin kita bisa membuktikan kalau kita layak untuk bisa tampil di sini (Summersonic Fest)," ucap Dochi sembari berterima kasih kepada Dorks mau pun mereka yang membenci PWG.
Indonesia tunes
Pemain: Noomi Rapace, Logan-Marshall Green, Charlize Theron, Michael Fassbender, Guy Pearce, dan Idris Elba.
Sinopsis:
Penemuan pasangan ilmuwan Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) dan kekasihnya Charlie Holloway (Marshall Green) akan petunjuk adanya makhluk hidup lain di planet lain menjadi awal dimulainya ekspedisi menjelajah angkasa untuk mencapai planet yang baru mereka temukan lokasinya ini.
Bukan perjalanan mudah karena letak planet tersebut yang teramat jauh. Namun ekspedisi ini ternyata bisa terlaksana berkat dukungan dana dari Weyland Industries, perusahaan raksasa yang menyediakan kapal ruang angkasa, Prometheus sebagai kendaraan mereka.
Bersama awak kapal yang lain, di antaranya Captain Janek (Idris Elba), Meredith Vickers (Charlize Theron), wanita misterius, wakil Weyland Industries, yang mengawasi jalannya ekspedisi, serta android buatan Weyland yang gerak-geriknya mencurigakan, David (Michael Fassbender), Shaw menempuh perjalanan selama 2 tahun lamanya menuju planet temuannya tersebut.
Setibanya di planet tujuan, kru Prometheus mendapati lanskap dan juga atmosfer planet yang hampir mirip seperti planet Bumi di masa prasejarah. Belum habis keheranan mereka, kru Prometheus menemukan sebuah tempat aneh seperti kuil batu tepat di tengah lembah luas. Untuk menjawab rasa penasaran, Prometheus memutuskan untuk mendarat di dekatnya dan melanjutkan ekspedisi darat ke kuil tersebut.
Betapa terkejutnya Shaw dan kawan-kawan saat menemukan patung kepala manusia raksasa di dalam kuil tersebut. Penemuan mereka akan kuil, patung kepala manusia, dan juga benda-benda misterius lainnya membuat teori Shaw bahwa 'Pencipta' manusia adalah makhluk asing makin mendekati kebenaran. Tim ekspedisi seperti mendapat 'harta karun' akan pencarian mereka selama ini. Naasnya, satu-satu demi satu kejadian aneh muncul bersamaan dengan makin jauh mereka menyelidiki tempat yang mereka sebut 'pencipta' manusia ini.
Preview:
Ridley Scott kembali menggarap genre horor fiksi ilmiah yang meroketkan namanya. Sutradara Inggris ini mengerjakan kembali sebuah kisah yang sangat erat kaitannya dengan film ALIEN (1979) yang kita tahu telah meraih sukses besar sebagai salah satu film horor fiksi ilmiah. Lewat PROMETHEUS ini pula lah, Ridley menjawab banyak pertanyaan dari film yang telah ia garap 30 tahun lalu tersebut.
Bagi yang sudah menonton ALIEN, PROMETHEUS jelas menjadi sebuah prekuel lantaran film ini mengusung detil-detil yang sudah pernah diangkat Ridley dalam ALIEN. Lewat film ini pertanyaan akan sosok Space Jockey (istilah para penggemar film fiksi ilmiah untuk sosok makhluk raksasa yang ada dalam ALIEN) akan sedikit terjawab. Namun untuk yang belum pernah menonton karya sukses Scott tersebut, tak perlu khawatir. Pasalnya PROMETHEUS dapat dinikmati secara lepas tanpa harus dihubungkan dengan ALIEN.
Seperti halnya fiksi ilmiah, PROMETHEUS menyajikan suguhan efek visual yang mewah, terutama interior kapal Prometheus. Film yang berdurasi kurang lebih 2 jam ini siap membuat mata penonton termanjakkan dengan gambar-gambar yang 'indah' namun memacu adrenalin karena suasana horor yang ikut di dalamnya.
Jajaran pemain yang ada di dalamnya juga bukan pemain sedang-sedang saja. Ada Noomi Rapace yang sukses memukau lewat THE GIRL WITH THE DRAGON TATTOO. Dalam film ini ia lah heroinenya. Performa yang ditampilkan tak tertutupi oleh sosok Ellen Ripley (Sigourney Weaver) dalam ALIEN. Cast yang lain seperti Theron, Elba, dan Fassbender juga tak kalah menarik perhatian lewat peran mereka masing-masing.
Satu lagi yang patut diacungi jempol adalah tema filosofis serta ilmiah yang menjadi dasar dari petualangan kru Prometheus, tentang pencarian pencipta manusia yang dalam film disebutkan adalah makhluk planet asing. Apakah pertanyaan tersebut terjawab dalam film ini? Atau mungkin Scott punya rencana lain untuk membuat film lanjutan sembari menyisakan tanya di akhir film nanti?
Sinopsis:
Penemuan pasangan ilmuwan Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) dan kekasihnya Charlie Holloway (Marshall Green) akan petunjuk adanya makhluk hidup lain di planet lain menjadi awal dimulainya ekspedisi menjelajah angkasa untuk mencapai planet yang baru mereka temukan lokasinya ini.
Bukan perjalanan mudah karena letak planet tersebut yang teramat jauh. Namun ekspedisi ini ternyata bisa terlaksana berkat dukungan dana dari Weyland Industries, perusahaan raksasa yang menyediakan kapal ruang angkasa, Prometheus sebagai kendaraan mereka.
Bersama awak kapal yang lain, di antaranya Captain Janek (Idris Elba), Meredith Vickers (Charlize Theron), wanita misterius, wakil Weyland Industries, yang mengawasi jalannya ekspedisi, serta android buatan Weyland yang gerak-geriknya mencurigakan, David (Michael Fassbender), Shaw menempuh perjalanan selama 2 tahun lamanya menuju planet temuannya tersebut.
Setibanya di planet tujuan, kru Prometheus mendapati lanskap dan juga atmosfer planet yang hampir mirip seperti planet Bumi di masa prasejarah. Belum habis keheranan mereka, kru Prometheus menemukan sebuah tempat aneh seperti kuil batu tepat di tengah lembah luas. Untuk menjawab rasa penasaran, Prometheus memutuskan untuk mendarat di dekatnya dan melanjutkan ekspedisi darat ke kuil tersebut.
Betapa terkejutnya Shaw dan kawan-kawan saat menemukan patung kepala manusia raksasa di dalam kuil tersebut. Penemuan mereka akan kuil, patung kepala manusia, dan juga benda-benda misterius lainnya membuat teori Shaw bahwa 'Pencipta' manusia adalah makhluk asing makin mendekati kebenaran. Tim ekspedisi seperti mendapat 'harta karun' akan pencarian mereka selama ini. Naasnya, satu-satu demi satu kejadian aneh muncul bersamaan dengan makin jauh mereka menyelidiki tempat yang mereka sebut 'pencipta' manusia ini.
Preview:
Ridley Scott kembali menggarap genre horor fiksi ilmiah yang meroketkan namanya. Sutradara Inggris ini mengerjakan kembali sebuah kisah yang sangat erat kaitannya dengan film ALIEN (1979) yang kita tahu telah meraih sukses besar sebagai salah satu film horor fiksi ilmiah. Lewat PROMETHEUS ini pula lah, Ridley menjawab banyak pertanyaan dari film yang telah ia garap 30 tahun lalu tersebut.
Bagi yang sudah menonton ALIEN, PROMETHEUS jelas menjadi sebuah prekuel lantaran film ini mengusung detil-detil yang sudah pernah diangkat Ridley dalam ALIEN. Lewat film ini pertanyaan akan sosok Space Jockey (istilah para penggemar film fiksi ilmiah untuk sosok makhluk raksasa yang ada dalam ALIEN) akan sedikit terjawab. Namun untuk yang belum pernah menonton karya sukses Scott tersebut, tak perlu khawatir. Pasalnya PROMETHEUS dapat dinikmati secara lepas tanpa harus dihubungkan dengan ALIEN.
Seperti halnya fiksi ilmiah, PROMETHEUS menyajikan suguhan efek visual yang mewah, terutama interior kapal Prometheus. Film yang berdurasi kurang lebih 2 jam ini siap membuat mata penonton termanjakkan dengan gambar-gambar yang 'indah' namun memacu adrenalin karena suasana horor yang ikut di dalamnya.
Jajaran pemain yang ada di dalamnya juga bukan pemain sedang-sedang saja. Ada Noomi Rapace yang sukses memukau lewat THE GIRL WITH THE DRAGON TATTOO. Dalam film ini ia lah heroinenya. Performa yang ditampilkan tak tertutupi oleh sosok Ellen Ripley (Sigourney Weaver) dalam ALIEN. Cast yang lain seperti Theron, Elba, dan Fassbender juga tak kalah menarik perhatian lewat peran mereka masing-masing.
Satu lagi yang patut diacungi jempol adalah tema filosofis serta ilmiah yang menjadi dasar dari petualangan kru Prometheus, tentang pencarian pencipta manusia yang dalam film disebutkan adalah makhluk planet asing. Apakah pertanyaan tersebut terjawab dalam film ini? Atau mungkin Scott punya rencana lain untuk membuat film lanjutan sembari menyisakan tanya di akhir film nanti?
Favorite Quote:
"Big things have small beginnings,"
-David, the android-
-David, the android-
Genre | : | Action Horror Sci-Fi |
Jadwal Rilis | : | 6 Juni 2012 |
Sutradara | : | Ridley Scott |
Screenwriter | : | Jon Spaihts, Damon Lindelof |
Produser | : | David Giler, Walter Hill |
Produksi | : | Bradywine Productions |
Durasi | : | 124 menit |
Situs resmi | : | ww.projectprometheus.com |
Kini, di awal bulan Juli Nayato merilis film ketujuh bertajuk 18++: FOREVER LOVE. Merasa familiar dengan judul seperti ini? Baiklah, memang ini sekuel 18+ nya Arumi Bachsin yang sukses menduduki peringkat ketiga sebagai film terlaris dengan jumlah 512.973 penonton di tahun 2010.
Meski sekuel, film ini tidak ada hubungan dengan 18+: TRUE LOVE NEVER DIES. Jadi sepertinya hanya memakai kesuksesan judul saja seperti kasus VIRGIN dan Trilogi HEART; HEART, LOVE IS CINTA serta LOVE STORY.
18++ berkisah tentang Kara (Adipati Dolken) yang mendapat hadiah ulang tahun ke-18 berupa kebebasan dari sang opa (Roy Marten). Namun siapa menyangka jika kebebasan yang dimaksud adalah dengan memblokir ATM, menyita mobil dan segala fasilitas yang selama ini Kara buat hura-hura bersama teman-temannya.
Malu kere mendadak, Kara pun pergi meninggalkan kekasihnya, Scarlet (Gege Elisa), serta sahabat-sahabat baiknya. Dalam perjalanan itu, Kara bertemu dengan Mila (Kimberly Ryder) yang membuatnya jatuh cinta sekaligus mengajari Kara untuk berbuat lebih baik.
Well, tidak seperti 18+ yang cheesy to the max, apa yang ditawarkan Cassandra Massardi lewat naskahnya kali ini terbilang cukup bisa diterima. Di mana dia juga merombak stereotip drama-drama masa kini jika ada satu teman mendadak kere, teman yang lain menghindar. Di sini sebaliknya, mereka dibuat lebih manusiawi dengan memilih untuk ikut susah bersama teman tersebut.
Sayangnya lepas itu, eksekusi Nayato membuat film ini sedikit membosankan. As you know, Nayato malah sibuk berindah-indah tanpa memikirkan perasaan penonton untuk dibuat betah duduk di kursi. Karena ketika kisah cinta Mila dan Kara mulai diangkat ke permukaan, film menjadi datar dan tak menarik untuk diikuti. Seperti biasa, Nayato malah lebih memikirkan efek blower, hujan, embun dan keindahan-keindahan yang khas sekali.
Sebenarnya setelah 20 menit pertama ada sedikit kejanggalan seperti: kenapa kaki Kara yang jatuh bisa tiba-tiba sembuh padahal kata karakter bapak tukang urut tak boleh dibuat jalan? Namun saya langsung positive thinking: "Oh, mungkin sewaktu mengedit film, Nayato lupa kasih tulisan 'satu minggu kemudian' meski baju yang dipakai karakternya sama," begitu pikir saya.
Yang perlu dicatat selanjutnya, jika tidak ada efek blower, hujan dan embun, film ini seperti bukan film Nayato. Seriously, tak terlihat usaha Nayato bereksperimen seperti horor dan drama-drama sebelumnya. Apakah karena kabarnya dia memakai kamera DSLR kelas Hollywood, C300? Ya, semoga saja ini pertanda akan adanya suatu perubahan. Mari berdoa
LA Lights Indiemovie telah berkeliling ke beberapa kota dan menerima kiriman karya dari peserta. Siapa saja yang akhirnya berhasil jadi finalis tahun ini. Check this out!
Finalis Jakarta
Menulis skenario dari sebuah novel itu memang tidak mudah namun tidak mustahil untuk dilakukan. Tetap semangat dan Enjoy Aja!
Finalis Jakarta
- Febry Fakhrurrizal (Universitas Indonesia)
- Adhi Respati Wicaksono (Universitas Indonesia)
- Maulana Azis (Universitas Indonesia)
- Aditya Prasetya (Bina Sarana Informatika)
- Vonny Kanisius (Univ. Multimedia Nusantara)
- Andhira Putri Azmiaty (Yayasan Adminstrasi Indonesia), dan
- Nurul Khansa Fauziyah (Univ. Negri Jakarta).
- Dwi Much Ibram Syah (Univ. Pembangunan Nasional)
- Norton Handri Hutomo (Univ. Pembanguna Nasional)
- Bernard Lazar (Univ. Pembangunan Nasional)
- Fuadh Naim (Univ. Pembangunan Nasional)
- Indra Sekar S. (Univ. Gadjah Mada)
- Dimas Kurnia Eko Putro (Univ. Islam Nasional), dan
- Bagus Riyanto (Akademi Komunikasi Radya Binatama).
- Mahesa Desaga (Univ. Brawijaya)
- Depto Leby Armadya (Univ. Muhammadiyah Malang)
- Viola Aldila (Univ. Airlangga)
- Wily Bara (Univ. Muhammadiyah Malang)
- Cindy Natasha (Sekolah Tinggi Teknik Radio Republik Indonesia/STT RRI)
- Fila Fadilah Eka Putri (Univ. Airlangga), dan
- Anita Zakia (Univ. Negeri Malang).
- Eli Nurhalimah (Sekolah Film Storylab)
- Bicky Perdana Putra (Univ. Padjajaran)
- Fikar Lataba (Univ. Padjajaran)
- Nadia Mahatmi (Institut Teknologi Bandung)
- Aditya Diveranta (Univ. Padjajaran)
- Try Juandha (Institut Teknologi Bandung)
- Gorivana Ageza (Univ. Parahyangan).
- Baca novelnya sampai habis, pahami isinya, lalu LUPAKAN!
- Yak! Lupakan novelnya.
- Sebagai penulis skenario, kamu berhak untuk merombak struktur ceritanya. Tidak semua hal dalam novel harus dimasukkan dalam film. Pilih yang menarik dan memungkinkan untuk divisualisasikan dalam film.
- Menambahkan twist dan unsur kejutan dalam ceritanya itu sah-sah saja kok, walaupun tidak ada di dalam novelnya. Yang penting tidak melenceng jauh dari novel aslinya.
- Dan yang paling penting, pastikan bahwa skenario yang kamu tulis juga bisa dipahami oleh penonton, terutama mereka yang belum pernah membaca novelnya. Informasi penting tentang karakter jangan sampai terlewatkan, or kamu bakal diprotes penonton.
Menulis skenario dari sebuah novel itu memang tidak mudah namun tidak mustahil untuk dilakukan. Tetap semangat dan Enjoy Aja!
Siapa yang tak kenal dengan hits single 'Libur Telah Tiba' dan 'Jangan Takut Gelap' yang sukses dilantunkan oleh mantan penyanyi cilik Tasya kamila. Cewek yang kini sudah berusia 19 tahun tersebut, perlahan mulai menanggalkan imej penyanyi ciliknya dengan merilis single yang lebih dewasa berjudul 'Say no' dan terjun ke dunia presenter serta akting.
Setelah sukses menekuni dunia tarik suara, Tasya mulai mengasah bakat beraktingnya lewat beberapa judul sinetron dan FTV seperti Takdir, Kupu-Kupu Ungu, Matahariku, Tasya dan Jangan Menangis Adinda. Pada tahun 2000, cewek kelahiran 22 November 1992 ini sempat membintangi film berjudul Nyanyian Burung garapan sutradara Hanny Saputra, dan berhasil meraih penghargaan Golden Awards di Kairo.
Kini, Tasya mulai terlibat dalam sebuah film horor terbaru garapan sutradara Jose Poernomo berjudul Rumah Kentang. Bagi Tasya, film tersebut dianggap sebagai debut layar lebarnya dan langsung mendapat peran yang menantang.
"Di film Rumah Kentang saya menjadi Rika adiknya Farrah yang diperankan oleh Shandy Aulia. Karakter saya disini lebih menantang karena biasanya kan saya selalu mendapat peran remaja, ceria dan prontagonis, di film ini saya lebih banyak diem, misterius serta lebih banyak berekspresi aja," ujar Tasya saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jl. KH. Wahid Hasyim no. 3, Menteng, Jakarta Pusat.
Meskipun imej film horor Indonesia saat ini identik dengan unsur komedi seksi, namun Tasya optimis kalau layar lebar yang akan dibintanginya tersebut bukanlah murahan. Sebagai remaja yang memegang teguh nama baik keluarga, Tasya bertekad untuk tidak pernah mau menerima tawaran film yang menonjolkan kesan seksi dan cerita yang membosankan.
"Saat mendapat tawaran film Rumah Kentang, saya memang sempat ragu, tapi setelah pihak rumah produksi Soraya dan produser menjelaskan kepada saya kalau ini berbeda, akhirnya saya terima. Mama saya juga menganggap kalau ini bisa menjadi proses transisi yang tepat untuk semakin meninggalkan imej artis cilik," tambahnya.
Tawaran untuk membintangi sebuah film, sebenarnya sudah sempat diterima Tasya sejak lama. Karena tidak ingin mengganggu jadwal sekolahnya kala itu, akhirnya Tasya terpaksa menolak tawaran tersebut dan mencoba belajar akting dari sinetron atau FTV yang dianggap tidak perlu menghabiskan waktu lama dalam proses produksinya.
Di usianya yang masih belia saat ini, Tasya masih belum mau menentukan apakah dirinya akan fokus menjalani profesi sebagai penyanyi, presenter atau pemain film kedepannya. Dirinya lebih senang dengan cara saling mengisi, jika salah satu kegiatannya itu sedang mengalami vakum.
"Sebelumnya saya sempat mendapat tawaran film horor, tapi pas baca naskahnya ada unsur porno-porno gitu, akhirnya saya nggak mau. Selain itu, dulu saya masih sekolah dan nggak mau mengganggu jadwal belajar aja. Sekarang kan saya sudah kuliah dan lagi libur, jadi saya isi dengan syuting. Usia saya kan masih 19 tahun, jadi saya mau mencoba semua aja jika salah satunya lagi vakum. Kalau saya nggak nyanyi, akting atau presenter, ya saya jadi akuntan aja sesuai dengan jurusan kuliah saya," ujar Tasya lagi.
Ketika disinggung apa peran yang paling diidamkannya saat ini, Tasya menjawab, "Saya sih inginnya dapat karakter remaja di film comedy romance gitu. atau film bertemakan pendidikan dan saya jadi seorang kakak." Pungkasnya.
Setelah sukses menekuni dunia tarik suara, Tasya mulai mengasah bakat beraktingnya lewat beberapa judul sinetron dan FTV seperti Takdir, Kupu-Kupu Ungu, Matahariku, Tasya dan Jangan Menangis Adinda. Pada tahun 2000, cewek kelahiran 22 November 1992 ini sempat membintangi film berjudul Nyanyian Burung garapan sutradara Hanny Saputra, dan berhasil meraih penghargaan Golden Awards di Kairo.
Kini, Tasya mulai terlibat dalam sebuah film horor terbaru garapan sutradara Jose Poernomo berjudul Rumah Kentang. Bagi Tasya, film tersebut dianggap sebagai debut layar lebarnya dan langsung mendapat peran yang menantang.
"Di film Rumah Kentang saya menjadi Rika adiknya Farrah yang diperankan oleh Shandy Aulia. Karakter saya disini lebih menantang karena biasanya kan saya selalu mendapat peran remaja, ceria dan prontagonis, di film ini saya lebih banyak diem, misterius serta lebih banyak berekspresi aja," ujar Tasya saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jl. KH. Wahid Hasyim no. 3, Menteng, Jakarta Pusat.
Meskipun imej film horor Indonesia saat ini identik dengan unsur komedi seksi, namun Tasya optimis kalau layar lebar yang akan dibintanginya tersebut bukanlah murahan. Sebagai remaja yang memegang teguh nama baik keluarga, Tasya bertekad untuk tidak pernah mau menerima tawaran film yang menonjolkan kesan seksi dan cerita yang membosankan.
"Saat mendapat tawaran film Rumah Kentang, saya memang sempat ragu, tapi setelah pihak rumah produksi Soraya dan produser menjelaskan kepada saya kalau ini berbeda, akhirnya saya terima. Mama saya juga menganggap kalau ini bisa menjadi proses transisi yang tepat untuk semakin meninggalkan imej artis cilik," tambahnya.
Tawaran untuk membintangi sebuah film, sebenarnya sudah sempat diterima Tasya sejak lama. Karena tidak ingin mengganggu jadwal sekolahnya kala itu, akhirnya Tasya terpaksa menolak tawaran tersebut dan mencoba belajar akting dari sinetron atau FTV yang dianggap tidak perlu menghabiskan waktu lama dalam proses produksinya.
Di usianya yang masih belia saat ini, Tasya masih belum mau menentukan apakah dirinya akan fokus menjalani profesi sebagai penyanyi, presenter atau pemain film kedepannya. Dirinya lebih senang dengan cara saling mengisi, jika salah satu kegiatannya itu sedang mengalami vakum.
"Sebelumnya saya sempat mendapat tawaran film horor, tapi pas baca naskahnya ada unsur porno-porno gitu, akhirnya saya nggak mau. Selain itu, dulu saya masih sekolah dan nggak mau mengganggu jadwal belajar aja. Sekarang kan saya sudah kuliah dan lagi libur, jadi saya isi dengan syuting. Usia saya kan masih 19 tahun, jadi saya mau mencoba semua aja jika salah satunya lagi vakum. Kalau saya nggak nyanyi, akting atau presenter, ya saya jadi akuntan aja sesuai dengan jurusan kuliah saya," ujar Tasya lagi.
Ketika disinggung apa peran yang paling diidamkannya saat ini, Tasya menjawab, "Saya sih inginnya dapat karakter remaja di film comedy romance gitu. atau film bertemakan pendidikan dan saya jadi seorang kakak." Pungkasnya.
Tinker Tailor Soldier Spy: Polemik MI6 di Tahun 1970
Di tahun 1970, Ketua Badan Intelejen Inggris MI6 terpaksa mengundurkan diri setelah gagal menjalankan misi rahasia di Budapest, Hungaria. Kegagalan tersebut terjadi karena dianggap ada penyusup yang menduduki jajaran tinggi di Badan Intelejen Inggris.
Sebelum terjadinya misi rahasia tersebut, Ketua Badan Intelejen Inggris sudah merasa curiga, kalau salah satu dari 4 agen rahasia seniornya yaitu Toby Esterhase (David Dencik), Percy Alleline (Toby Jones), Roy Bland (Ciaran Hinds), dan Bill Haydon (Colin Firth) adalah mata-mata dari Rusia.
George Smiley (Gary Oldman) selaku salah satu agen rahasia senior Inggris, dipaksa pensiun paska kegagalan misi di Budapest. Namun pihak pemerintah Inggris ternyata masih percaya kepada George dan menugaskannya untuk menyelidiki siapa penyusup sebenarnya.
Tomas Alfradson selaku sutradara Tinker Tailor Soldier Spy, dinilai sangat apik untuk menampilkan set lokasi, alat elektronik agen rahasia, hingga busana khas di era tahun 1970-an.
Meskipun film ini menceritakan tentang sebuah misi dari agen rahasia MI6, namun jangan harap adegan action di layar lebar ini akan seperti James Bond dengan berbagai peralatan canggihnya. Tinker Tailor Soldier Spy seakan lebih alami dengan perlengkapan yang sesuai di tahun tersebut. Telegram menjadi salah satu alat paling canggih di tahun itu yang digunakan MI6 untuk mengirimkan pesan rahasia.
Dari segi cerita, film Tinker Tailor Soldier Spy mengkombinasikannya dengan alur kisah yang maju mundur dari peristiwa gagalnya misi rahasia di Budapest. Karena di tahun 1970 tekhnologinya tidak semaju saat ini, tentunya petualangan George untuk menemukan siapa penyusup di MI6 akan terasa lebih menarik. Dengan demikian, dia tidak menggunakan penyadap yang mini, penyeledikan via komputer dan internet, serta senjata canggih. Geroge dan tim nya hanya mengandalkan teleskop, pengamatan secara langsung, dan penacarian berkas-berkas penting untuk bahan penyelidikannya.
Bagi yang penasaran bagaimana cara kerja Agen Rahasia Inggris di tahun 1970, film ini tentu bisa menjadi rekomendasi yang sesuai dan akan sangat jauh berbeda dari film James Bond yang dimanjakan dengan berbagai tekhnologi canggih miliknya dalam menyelesaikan sebuah misi.
English Review
The film tells a story of two outstanding military men competing for the position of division commander. They go through misunderstandings and life-threatening moments before finally coming to a common understanding. Eventually they pull together and complete the air force exercise perfectly.
Sinopsis Indonesia
Film ini bercerita tentang dua orang militer yang beredar bersaing untuk posisi komandan divisi. Mereka mengalami kesalahpahaman dan saat-saat mengancam nyawa sebelum akhirnya datang ke suatu pemahaman bersama. Akhirnya mereka menarik bersama-sama dan menyelesaikan latihan angkatan udara dengan sempurna.
__________________________________________________________
INFORMASI :
aka Jian Shi Chu Ji
Info: [C-Movie]
Release Date: 2011
Genre: Action | Adventure
Cast: Wang Ban, Li Guangjie, Huang Yi, Hu Ke, Zhu Xinyun
Quality: DVDRip
Subtitle: English Hardsub
aka Jian Shi Chu Ji
Info: [C-Movie]
Release Date: 2011
Genre: Action | Adventure
Cast: Wang Ban, Li Guangjie, Huang Yi, Hu Ke, Zhu Xinyun
Quality: DVDRip
Subtitle: English Hardsub
Penulis sinis dan skeptis Mike Enslin menulis buku mengevaluasi fenomena supranatural di hotel, kuburan dan tempat-tempat angker lainnya, biasanya membongkar misteri. Sewaktu menulis buku terakhir, ia perjalanan dari Los Angeles ke New York untuk menghabiskan satu malam di ruang kejahatan 1408 di Hotel Dolphin, yang secara permanen tidak tersedia untuk para tamu. Manajer enggan Mr Gerald Olin objek untuk permintaannya dan menawarkan upgrade, minuman keras mahal dan akhirnya laporan terkait kematian lebih dari lima puluh tamu sepanjang dekade di kamar terkutuk. Namun, Mike mengancam Mr Oiln, menjanjikan untuk menuntut hotel, dan akhirnya pemeriksaan dalam ruangan. Sepanjang malam, ia menemukan bahwa tamu kamar 1408 dapat melihat ketika mereka suka, tetapi mereka tidak pernah dapat meninggalkan ruangan hidup.
Quality : DVDRip
Director : Mikael Håfström
Writers (WGA) : Matt Greenberg (screenplay),Scott Alexander
Date Released : 22 June 2007 (USA)
Genre : Horror | Thriller
Cast : John Cusack, Samuel L. Jackson
Judul Film : "POCONG KAMAR SEBELAH"
kualitas : AVI
Jenis Film : HorrorNadya memergoki Elang, kekasihnya, sedang bermesraan dengan sahabatnya sendiri, Wanda. Pertengkaran yang hebat antara Nadya dan Elang, menyebabkan Nadya harus mengalami mati suri akibat terlempar dari ketinggian gedung
Namun Tuhan masih memberinya kesempatan kedua. Nadya bangkit dari mati suri. Mencoba melupakan serta menghindari Elang dan Wanda, Nadya pun mengontrak sebuah rumah tua yang berumur 70 tahun. Dan Nadya tak ingin siapapun tahu dimana alamat barunya Bahkan, Lucky, general manager café tempat Nadya bekerja saat ini dan penuh perhatian padanya, tak tahu tempat tinggal Nadya
Sejak tinggal di rumah itu, Nadya menemukan berbagai keanehan-keanehan yang mengerikan dan mencekam. Orang-orang menyebutnya HANTU PERAWAN JERUK PURUT. Meski begitu, Nadya tak mau pindah dari rumah itu
Hingga satu ketika, Nadya mendapat petunjuk melalui kekuatan gaib siapa sesungguhnya hantu kepala wanita itu. Apakah Nadya berhasil memecahkan misteri itu? Bagimana kelanjutan hubungan Nadya, Elang, Wanda dan Lucky?
Produksi : Mitra Pictures
Durasi : 80
Pemain : Ratu Felisha, Monique Henry, Miller, Moudy Zanya, Allanys Weber
Sutradara : Nayato Fio Nuala
made in indonesia
format : MP4
HANTU BINAL JEMBATAN SEMANGGI (2009) VCD | 718.35 MB
iMBD Rating: (awaiting 5 votes)
Genre: Horror / esek-esek :D
Pemain : Five Vi, Okie Agustina, Idea Pasha, Wicky Husein
Sutradara : Gunung
Language: Indonesia
Remaja kembar identik, Rico dan Ricky, yang sejak kecil terpisah. Indra ke-6 Rico membuatnya bisa berhubungan dengan alam gaib. Hal ini membuatnya stres berat sampai shock, kecelakaan, dan kehilangan penglihatannya
Beruntung Rico mendapatkan donor mata dari Cherise yang baru meninggal. Namun mata barunya malah membuatnya kian terpuruk. Rupanya arwah Cherise ingin melampiaskan dendamnya. Juga Jenglot dan Kuntilanak penunggu Jembatan Semanggi menghantui Rico. Jenglot menuntut darah perawan 17 tahun yang lahir di malam Jumat Kliwon 7 Juli. Apa daya Ricky menolong Rico? Lalu, bagaimana dengan semua wanita sensual, merangsang itu?
Semua konflik di kemas dalam satu jalan cerita 'horor' yang menegangkan dan belum pernah terjadi... Diangkat dari Kisah Nyata.
Download
http://hotfile.com/dl/33783349/7efdea8/downloadbox.org-HANTU.BINAL.JEMBATAN.SEMANGGI-VCD.part1.rar.html
http://hotfile.com/dl/33812354/8089155/downloadbox.org-HANTU.BINAL.JEMBATAN.SEMANGGI-VCD.part2.rar.html
http://hotfile.com/dl/33784153/2db726d/downloadbox.org-HANTU.BINAL.JEMBATAN.SEMANGGI-VCD.part3.rar.html
http://hotfile.com/dl/33784512/2665ec3/downloadbox.org-HANTU.BINAL.JEMBATAN.SEMANGGI-VCD.part4.rar.html
Artist: CALLEJON
Name: Sommer, Liebe, Kokain
Year: 2010
Style: Metalcore / Screamo
Time: 00:04:20
Video Resolution: 1280×720 / 1954 Kbps / 29,970 fps
Format: MP4
File Size: 64.69 MB
Name: Sommer, Liebe, Kokain
Year: 2010
Style: Metalcore / Screamo
Time: 00:04:20
Video Resolution: 1280×720 / 1954 Kbps / 29,970 fps
Format: MP4
File Size: 64.69 MB
Download
BUMP OF CHICKEN – HAPPY
Quality: 320 Kbps
Released Date: April 14, 2010
Genre : Rock
Quality: 320 Kbps
Released Date: April 14, 2010
Genre : Rock
Track List:
01. HAPPY
02. pinkie
03. ラブ.トライアングル 君と僕と委員長ver.
01. HAPPY
02. pinkie
03. ラブ.トライアングル 君と僕と委員長ver.
Hotfile
Rapidshare
Artist: Godsmack
Album: The Oracle
Released: 2010
Country: USA
Genre: Alt.Metal / Hard Rock
Audio: AAC 44100Hz stereo 117Kbps
Video: MPEG4 Video (H264) 1920×1080 23.97fps
Format: MP4
Size: 94 Mb
Album: The Oracle
Released: 2010
Country: USA
Genre: Alt.Metal / Hard Rock
Audio: AAC 44100Hz stereo 117Kbps
Video: MPEG4 Video (H264) 1920×1080 23.97fps
Format: MP4
Size: 94 Mb
Hotfile
Rapidshare
Password: http://metalwarez.com/